BERBAGI
[responsivevoice_button voice="Indonesian Female" buttontext="Dengarkan Artikel ini.."]

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Komisi I, Sukamta ikut berpendapat terkait masalah ribut-ribut penurunan tarif interkoneksi yg tengah panas dingin ketika ini. Menurutnya, dalam masalah ini pemerintah seharusnya melihat dengan kacamata yg lebih luas.

“Skema yg adil semestinya dengan keadaan operator yg berbeda dalam kekuatan infrastruktur jaringan, biaya interkoneksi dibuat asimetris, disesuaikan dengan keadaan operator,” terangnya melalui pesan singkat, Rabu (24/08).Dikatakannya, dalam hal ini pemerintah perlu memasukkan biaya pembangunan CAPEX, unsur risiko, quality of service, dan biaya operasional dari segala operator telekomunikasi.”Biaya pembangunan CAPEX bagi pembangunan jaringan telekomunikasi di daerah yg rural, remote area dan terpencil memakan biaya yg tak sedikit. Makanya, yg utama penentuan tarif interkoneksi itu harus adil bagi semuanya,” tuturnya yg juga dari Fraksi PKS ini.Sementara itu pada kesempatan terpisah, Sekjen Kajian Telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ridwan Efendi, menyarankan kepada pemerintah bagi menghitung ulang biaya interkoneksi yg mulai akan diterapkan awal September ini. Menurutnya, penurunan biaya panggilan sebelumnya Rp 250,00 menjadi Rp 204,00, tak sah. Pasalnya, proses penetapan tarif tidak berpijak pada semangat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 52 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi.”Dalam PP tersebut khususnya pada pasal 23, tertera kata kunci transparan, disepakati bersama, dan adil. Prinsip-prinsip ini sesungguhnya sejalan dengan apa yg dikatakan oleh WTO. WTO sebelumnya sudah mengeluarkan pedoman buat regulator bagi menghitung biaya interkoneksi,” ujarnya.Sebelumnya, pemerintah sudah memutuskan penurunan tarif interkoneksi antaroperator selular dengan rata-rata 26 persen dari 18 skema. Penetapan ini sudah diputuskan sesuai Surat Edaran No. 1153/M.Kominfo/PI.0204/08/2016 dan mulai diberlakukan akan 1 September 2016 sampai dengan Desember 2018.Baca juga:
Jumlah domain .ID catat rekor baru tembus 200 ribu
Rumah di Amerika ini diklaim sebagai ‘neraka digital’
Sudah mencoba Wikiverse? Saat Wikipedia berubah jadi galaksi 3 dimensi!
Enam tantangan perusahaan transisi ke arah digital
Bagaimana kelanjutan balon internet Google? Ini kata Menkominfo

Baca Juga:  Iran Selangkah Lagi Selesai Bangun Internet Milik Sendiri

Sumber: http://www.merdeka.com

LEAVE A REPLY

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.