BERBAGI
[responsivevoice_button voice="Indonesian Female" buttontext="Dengarkan Artikel ini.."]

Setiap orangtua tentu menginginkan buah hatinya memiliki karakter dan pribadi yang baik. Anak akan mudah diterima di lingkungan sekitarnya karena banyak disenangi oranglain. Selain itu, anak yang mampu menyesuaikan dengan lingkungannya, tentu membuat orangtua tenang melepaskannya bermain dan bergaul.

Orangtua perlu menumbuhkan karakter dan pribadi anak yang baik. Dimulai dari mengajarkan anak bagaimana menjalin hubungan baik dengan orang lain. Dalam hal ini, orang tua perlu memberikan anak pemahaman bagaimana menerima dan memberi kepada orang lain sehingga akan mudah terjalin hubungan yang baik. Dalam hal ini, bukan hanya lingkup barang atau peralatan, tetapi mencakup juga sifat memaafkan orang lain dan meminta maaf bila telah melakukan kesalahan. Dengan kata lain, anak-anak perlu juga dibentuk karakter bijak dan lapang dada untuk bisa memaafkan orang lain. Anak yang diajarkan konsep memaafkan dan memita maaf juga akan menjadi pribadi yang penyayang dan peduli pada sesama.

mengajarkan anak meminta maaf

Sayangnya, kini orangtua justru menyepelekan mengenai pengembangan kemampuan anak untuk meminta maaf dan juga untuk mudah memafkan pada diri anak-anaknya. Kemungkinan hal ini dipengaruhi karena sebagian besar orangtua lebih memfokuskan anak pada pengembangan kemampuan akademisnya di sekolah. Sementara untuk pengembangan moral dan etika pada anak-anak cenderung dinomorduakan. Padahal anak-anak perlu memiliki rasa toleransi, kompromi, empati dan kemampuan memaafkan oranglain. Semua itu diperlukan sebagai modal untuk menjadikan anak menjadi seseorang yang berkualitas dan bermanfaat bagi keluarga maupun masyarakat.

Baca Juga:  Peluang Usaha Nata de Coco untuk Membantu Perekonomian Desa

Orangtua tentu saja menginginkan saat dewasa kelak anaknya menjadi seorang yang cerdas dalam segi akademis juga memiliki moral yang berkualitas. Oleh karena itu, sedini mungkin penting mengajarkan pendidikan pada anak bagaimana memahami juga mengaplikasikan dua konsep memaafkan dan meminta maaf. Dalam hal ini, baik diterapkan saat meminta tolong atau melakukan kesalahan, serta berlapang dada untuk menerima dan memaafkan sesamanya. Meskipun terkadang sulit untuk menerima kesalahan orang lain dan terasa jauh lebih mudah menilai kesalahan orang lain, namun orangtua harus mampu mencegahnya supaya anak-anak tidak mengalami hal seperti ini. Oleh karena itu, sedini mungkin anak-anak perlu diberi pendidikan etika oleh orangtuanya dengan membangun mentalnya sehingga menjadi pribadi yang mudah memafkan dan meminta maaf. Beberapa hal berikut bisa dilakukan orangtua dalam mendidik dan membangun mental anak-anak supaya mudah minta maaf dan memafkan orang lain, diantaranya yaitu :

Kenalkan Sejak Kecil

Mendidik anak untuk belajar minta maaf dan memaafkan sebaikanya dimulai sejak masih kecil, bahkan jauh lebih baik lagi saat mereka mulai bisa berbicara dan berinteraksi dengan lingkungannya. Mintalah anak untuk mengucapkan kata maaf ketika melakukan kesalahan, baik itu disengaja maupun tidak sengaja. Meskipun makna sebenarnya dari ucapan kata maaf belum mampu dipahami balita, namun setidaknya bisa menerapkannya saat melakukan kesalahan yang dianggap sebagai konsekuensinya. Orangtua bisa memberikan pemahaman akan makna dari kata maaf setelah anak mulai tumbuh lebih besar. Kemudian mintalah anak mengungkapkan penyesalannya untuk menebus kesalahan yang telah dilakukan.

Baca Juga:  Cara Riset Keyword dengan Google Keyword Planner dan Tool Lainnya

Ajarkan Anak Untuk Meminta Maaf Pada Hal-Hal Kecil yang Tidak Sopan

Mengajarkan pendidikan pada anak untuk mengucapkan kata maaf harus dilakukan bertahap dan butuh kesabaran merubah pribadinya menjadi sopan. Selain itu, anak juga perlu diberitahukan alasan mengapa harus meminta maaf yaitu atas apa yang telah dilakukannya.

Anda bisa mengajarkan anak memita maaf dimulai dari hal-hal kecil yang dianggap tidak sopan setelah anak diberikan pemahaman terlebih dahulu bahwa hal yang dilakukannya tidak baik. Misalkan anak meminta maaf ketika tidak sengaja bersendawa sewaktu makan bersama, atau saat buang gas dan yang lainnya.

cara mengajarkan anak meminta maaf

Mencari Tahu Alasan Mengapa Anak Menolak Untuk Meminta Maaf

Suatu ketika Anda mungkin pernah mendapati anak bertengkar dengan teman sebayanya sampai membuat temannya kesal atau menangis, lalu Anda menyuruh keduanya saling meminta maaf atau memaafkan tetapi mereka malah menolak untuk melakukannya. Menyikapinya hal ini bukan dengan memarahi anak atau kesal padanya, sebaiknya Anda mencari tahu terlebih dahulu apa alasan anak menolak melakukan hal tersebut. Anda harus mendengarkan cerita mereka lewat komunikasi dua arah dengan pikiran yang terbuka untuk mengetahui apa yang menjadi alasan utama anak menolak meminta maaf.

Baca Juga:  Daftar Harga Infokus Untuk Ruangan Super Besar Update 2016

Jika dari cerita anak bahwa yang bersalah sesungguhnya adalah temannya, maka Anda sebagai orangtuanya harus menunjukan sikap netral dan tidak memihak meskipun pada buah hati tercinta. Berikan anak pemahahaman dan Mintalah untuk meminta maaf pada temannya, karena apa yang mereka lakukan tidak terpuji.

Jangan sampai orangtua tidak menghiraukan yang lain hanya karena melihat anak sendiri dan justru membelanya. Hal ini akan membuat anak-anak menangkap bahwa Anda akan selalu memenangkan anak sendiri dan selalu menjadi tameng baginya sehingga kebal dari hukuman meskipun sebenarnya bersalah.

Ajarkan Anak Untuk Dapat Menerima dengan Lapang Dada

Selain mengajarkan anak untuk meminta maaf dan menerima kekalahannya, orangtua juga perlu mendidik anaknya untuk mau memaafkan orang lain. Ketika harapan anak Anda tidak sebanding dengan kenyataan pada seseorang, sebaiknya ajarkan mereka untuk berbesar hati menerima kenyataan tersebut dan tetap mau menjalin hubungan baik dengan teman juga lingkungannya.

Orangtua sebaiknya memberikan pemahaman pada anak-anaknya, bahwa meminta maaf tidak akan menjadikan mereka rendah di mata orang lain, justru sebaliknya membuatnya lebih bijaksana. Kemudian dengan memaafkan orang lain, artinya mereka berbesar hati memberikan kesempatan kedua untuk lingkungannya.

LEAVE A REPLY

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.